NABI NUH AS Nabi Nuh adalah nabi keempat sesudah
Adam, Syith dan Idris dan keturunan
kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah
Lamik bin Metusyalih bin Idris. Dakwah Nabi Nuh Kepada Kaumnya Nabi Nuhmenerima wahyu kenabian dari
Allah dalam masa"fatrah" masa kekosongan
di antara dua rasul di mana biasanya
manusia secara berangsur-angsur
melupakan ajaran agama yang dibawa oleh
nabi yang meninggalkan mereka dan kembali bersyirik meninggalkan amal
kebajikan, melakukan kemungkaran dan
kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis.
Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak
luput dari proses tersebut, sehingga ketika
Nabi Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala ialah
patung-patung yang dibuat oleh tangan-
tangan mereka sendiri disembahnya sebagai
tuhan-tuhan yang dapat membawa kebaikan
dan manfaat serta menolak segala
kesengsaraan dan kemalangan.berhala- berhala yang dipertuhankan dan menurut
kepercayaan mereka mempunyai kekuatan
dan kekuasaan ghaib ke atas manusia itu
diberinya nama-nama yang silih berganti
menurut kehendak dan selera kebodohan
mereka.Kadang-kadang mereka namakan berhala mereka " Wadd " dan " Suwa "
kadangkala " Yaguts " dan bila sudah bosan
digantinya dengan nama "Yatuq " dan " Nasr
". Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yang
sudah jauh tersesat oleh iblis itu, mengajak
mereka meninggalkan syirik dan
penyembahan berhala dankembali kepada
tauhid menyembah Allah Tuhan sekalian
alam melakukan ajaran-ajaran agama yang diwahyukan kepadanya serta meninggalkan
kemungkaran dan kemaksiatan yang
diajarkan oleh Syaitan dan Iblis.
Nabi Nuh menarik perhatian kaumnya agar
melihat alam semesta yang diciptakan oleh
Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yangmenghiasinya,
bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan
di bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan
air yang mengalir yang memberi
kenikmatan hidup kepada manusia,
pengantian malam menjadi siang dan sebaliknya yang kesemuaitu menjadi bukti
dan tanda nyata akan adanya keesaan Tuhan
yang harus disembah dan bukan berhala-
berhala yang mereka buatdengan tangan
mereka sendiri.Di sampingitu Nabi Nuh juga
memberitakan kepada mereka bahwa akan ada gajaran yang akan diterima oleh
manusia atas segala amalannya di dunia iaitu
syurga bagi amalan kebajikan dan neraka
bagi segala pelanggaran terhadap perintah
agama yang berupa kemungkaran dan
kemaksiatan. Nabi Nuh yang dikurniakan Allah dengan
sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang
nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya,
bijaksana dan sabar dalam tindak-tanduknya
melaksanakan tugas risalahnya kepada
kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah
lembut mengetuk hati nurani mereka dan
kadang kala dengan kata-kata yang tajam
dan nada yang kasar bila menghadapi
pembesar-pembesar kaumnya yang keras
kepala yang enggan menerima hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka
yang tidak dapat mereka membantahnya
atau mematahkannya. Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah
berusaha sekuat tanaganya berdakwah
kepda kaumnya dengan segala
kebijaksanaan, kecekapan dan kesabaran
dan dalam setiap kesempatan, siang
mahupun malam dengan cara berbisik-bisik atau cara terang dan terbuka terbyata hanya
sedikit sekali dari kaumnya yang dpt
menerima dakwahnya danmengikuti
ajakannya, yang menurut sementara
riwayat tidak melebihi bilangan seratus
orang Mereka pun terdiri dari orang-orang yang miskin berkedudukan sosial lemah.
Sedangkan orang yang kaya-raya,
berkedudukan tingi dan terpandang dalam
masyarakat, yang merupakan pembesar-
pembesar dan penguasa-penguasa tetap
membangkang, tidak mempercayai Nabi Nuh mengingkari dakwahnya dan sesekali tidak
merelakan melepas agamanya dan
kepercayaan mereka terhadap berhala-
berhala mereka, bahkan mereka berusaha
dengan mengadakan persekongkolan hendak
melumpuhkan dan mengagalkan usaha dakwah Nabi nuh. Berkata mereka kepada Nabi Nuh:"Bukankah
engkau hanya seorang daripada kami dan
tidak berbeda drp kami sebagai manusia
biasa. Jikalau betul Allah akan mengutuskan
seorang rasul yang membawa perintah-Nya,
nescaya Ia akan mengutuskan seorang malaikat yang patut kamidengarkan kata-
katanya dan kami ikuti ajakannya dan bukan
manusia biasa seperti engkau hanya dpt
diikuti orang-orang rendah kedudukan
sosialnya seperti para buruh petani orang-
orang yang tidak berpenghasilan yang bagi kami mereka seperti sampah
masyarakat.Pengikut-pengikutmu itu adalah
orang-orang yang tidak mempunyai daya
fikiran dan ketajaman otak, mereka
mengikutimu secara buta tuli tanpa
memikirkan dan menimbangkan masak- masak benar atau tidaknya dakwah dan
ajakanmu itu. Cuba agamayang engkau
bawa dan ajaran -ajaran yang engkau
sadurkan kepada kami itu betul-betul benar,
nescaya kamilah dulu mengikutimu dan
bukannya orang-orang yang mengemis pengikut-pengikutmu itu. kami sebagai
pemuka-pemuka masyarakat yang pandai
berfikir, memiliki kecerdasan otak dan
pandangan yang luas dan yang dipandang
masyarakat sebagai pemimpin-
pemimpinnya, tidaklah mudak kami menerima ajakanmu dan dakwahmu.Engkau
tidak mempunyai kelebihan di atas kami
tentang soaL-soal kemasyarakatan dan
pergaulan hidup.kami jauhlebih pandai dan
lebih mengetahui drpmu tentang hal itu
semua.nya.Anggapan kami terhadapmu, tidak lain dan tidak bukan, bahawa engkau
adalh pendusta belaka." Nuh berkata, menjawab ejekan dan olok-
olokan kaumnya:"Adakah engkau mengira
bahwa aku dpt memaksa kamu mengikuti
ajaranku atau mengira bahwa aku
mempunyai kekuasaan untuk menjadikan
kamu orang-orang yang beriman jika kamu tetap menolak ajakan ku dan tetap membuta-
tuli terhadap bukti-bukti kebenaran
dakwahku dan tetap mempertahakan
pendirianmu yang tersesat yang diilhamkan
oleh kesombongan dan kecongkakan karena
kedudukan dan harta-benda yang kamu miliki.Aku hanya seorang manusia yang
mendpt amanat dan diberitugas oleh Allah
untuk menyampaikan risalah-Nya kepada
kamu. Jika kamu tetap berkeras kepala dan
tidak mahu kembali ke jalan yang benar dan
menerima agama Allah yang diutuskan-Nya kepada ku maka terserahlah kepada Allah
untuk menentukan hukuman-Nya dan
gajaran-Nya keatas diri kamu. Aku hanya
pesuruh dan rasul-Nya yang diperintahkan
untuk menyampaikan amanat-Nya kepada
hamba-hamba-Nya. Dialah yang berkuasa memberi hidayah kepadamu dan
mengampuni dosamu atau menurunkan azab
dan seksaan-Nya di atas kamu sekalian jika
Ia kehendaki.Dialah pula yang berkuasa
menurunkan seksa danazab-nya di dunia
atau menangguhkannya sampai hari kemudian. Dialah Tuhan pencipta alam
semesta ini, Maha Kuasa,Maha Mengetahui,
maha pengasih dan Maha Penyayang.". Kaum Nuh mengemukakan syarat dengan
berkata:"Wahai Nuh! Jika engkau
menghendaki kami mengikutimu dan
memberi sokongan dan semangat kepada
kamu dan kepada agama yang engkau bawa,
maka jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang petani, buruh dan
hamaba-hamba sahaya itu. Usirlah mereka
dari pengaulanmu karena kami tidak dpt
bergaul dengan mereka duduk
berdampingan dengan mereka mengikut
cara hidup mereka dan bergabung dengan merekadalam suatu agama dan
kepercayaan. Dan bagaimana kami dpt
menerima satu agama yang
menyamaratakan para bangsawan dengan
orang awam, penguasa dan pembesar
dengan buruh-buruhnya dan orang kaya yang berkedudukan dengan orang yang
miskin dan papa." Nabi Nuh menolak pensyaratankaumnya
dan berkata:"Risalah dan agama yang aku
bawa adalah untuk semuaorang tiada
pengecualian, yang pandai mahupun yang
bodoh, yang kaya mahupun miskin, majikan
ataupun buruh ,diantara peguasa dan rakyat biasa semuanya mempunyai kedudukan dan
tempat yang sama trehadap agama dan
hukum Allah. Andai kata aku memenuhi
pensyaratan kamu dan meluluskan
keinginanmu menyingkirkan para
pengikutku yang setia itu, maka siapakah yang dpt ku harapkan akan meneruskan
dakwahku kepada orang ramai dan
bagaimana aku sampai hati menjauhkan
drpku orang-orang yang telah beriman dan
menerima dakwahku dengan penuh
keyakinan dan keikhlasandi kala kamu menolaknya serta mengingkarinya, orang-
orang yang telah membantuku dalam
tugasku di kala kamu menghalangi usahaku
dan merintangi dakwahku. Dan
bagaimanakah aku dpt
mempertanggungjawabkan tindakan pengusiranku kepada mereka terhadap Allah
bila mereka mengadu bahawa aku telah
membalas kesetiaan dan ketaatan mereka
dengan sebaliknya semata-mata untuk
memenuhi permintaanmu dan tunduk kepada
pensyaratanmu yang tidak wajar dan tidak dpt diterima oleh akal dan fikiran yang sihat.
Sesungguhnay kamu adalah orang-orang
yang bodoh dan tidak berfikiran sihat. Pada akhirnya, karena merasa tidak
berdaya lagi mengingkari kebenaran kata-
kata Nabi Nuh dan merasa kehabisan alasan
dan hujjah untuk melanjutkan dialog dengan
beliau, maka berkatalah mereka:
"Wahai Nabi Nuh! Kita telah banyak bermujadalah dan berdebat dan cukup
berdialog serta mendengar dakwahmu yang
sudah menjemukan itu. Kami tetap tidak
akan mengikutimu dan tidak akan sesekali
melepaskan kepercayaan dan adat-istiadat
kami sehingga tidak ada gunanya lagi engkau mengulang-ulangi dakwah dan
ajakanmu dan bertegang lidah dengan kami.
datangkanlah apa yang engkau benar-benar
orang yang menepati janji dan kata-katanya.
Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu
dan ancamanmu dalam kenyataan. Karena kami masih tetap belum mempercayaimu
dan tetap meragukan dakwahmu." Nabi Nuh Berputus Asa Dari Kaumnya Nabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya
selama sembilan ratus lima puluh tahun
berdakwah menyampaikan risalah Tuhan,
mengajak mereka meninmggalkan
penyembahan berhala dankembali
menyembah dan beribadah kepada Allah Yang maha Kuasa memimpin mereka keluar
dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang
benar dan terang, mengajar mereka hukum-
hukum syariat dan agama yang diwahyukan
oleh Allah kepadanya, mangangkat darjat
manusia yang tertindas dan lemah ke tingak yang sesuai dengan fitrah dan qudratnya dan
berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong
dan bongkak yang melekat pd para
pembesar kaumnya dan medidik agar
mereka berkasih sayang, tolong-menolong
diantara sesama manusia. Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi Nuh tidak
berhasil menyedarkan an menarik kaumnya
untuk mengikuti dan menerima dakwahnya
beriman, bertauhid dan beribadat kepada
Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya
yang tidak mencapai seramai seratus orang, walaupun ia telah melakukan tugasnya
dengan segala daya-usahanya dan sekuat
tenaganya dengan penuh kesabaran dan
kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan
dan cercaan makian kaumnya, karena ia
mengharapkan akan dtg masanya di mana kaumnya akan sedar diri dan dtg mengakui
kebenarannya dan kebenaran dakwahnya.
Harapan Nabi Nuh akan kesedaran kaumnya
ternyata makin hari makin berkurangan dan
bahawa sinar iman dan takwa tidak akan
menebus ke dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajarandan bisikan Iblis.
Hal mana Nabi Nuh berupa berfirman Allah
yang bermaksud:"Sesungguhnya tidak akan seorang drp
kaumnya mengikutimu dan beriman kecuali
mereka yang telah mengikutimu dan
beriman lebih dahulu, maka jgnlah engkau
bersedih hati karena apa yang mereka
perbuatkan." Dengan penegasan firman Allah itu,
lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari
kaumnya dan habislah kesabarannya. Ia
memohon kepada Allah agar menurunkan
Azab-Nya di atas kaumnya yang berkepala
batu seraya berseru:"Ya Allah! Jgnlah Engkau biarkan seorang pun drp orang-orang kafir
itu hidup dan tinggal di atas bumi ini. Mareka
akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-
Mu, jika Engkau biarkan mereka tinggal dan
mereka tidak akan melahirkan dan
menurunkan selain anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak yang kafir
spt.mereka." Doa Nabi Nuhdikalbulkan oleh Allah dan
permohonannya diluluskan dan tidak perlu
lagi menghiraukan dan mempersoalkan
kaumnya, karena mereka itu akan
menerima hukuman Allah dengan mati
tenggelam. Nabi Nuh Membuat Kapal Setelah menerima perintah Allah untuk
membuat sebuah kapal, segeralah Nabi Nuh
mengumpulkan para pengikutnya dan mulai
mereka mengumpulkan bhn yang diperlukan
untuk maksud tersebut, kemudian dengan
mengambil tempat di luar dan agak jauh dari kota dan keramaiannya merekadengan rajin
dan tekun bekerja siang dan malam
menyelesaikan pembinaan kapal yang
diperintahkan itu.
Walaupun Nabi Nuh telah menjauhi kota dan
masyarakatnya, agar dpt bekerja dengan tenang tanpa gangguan bagi menyelesaikan
pembinaan kapalnya namun ia tidak luput
dari ejekan dan cemuhan kaumnya yang
kebetulan atau sengaja melalui tempat kerja
membina kapal itu. Mereka mengejek dan
mengolok-olk dengan mengatakan:"Wahai Nuh! Sejak bila engkau telah menjadi tukang
kayu dan pembuat kapal?Bukankah engkau
seorang nabi dan rasul menurut
pengakuanmu, kenapa sekarang menjadi
seorang tukang kayu dan pembuat kapal.Dan
kapal yang engkau buat itu di tempat yang jauh dari air ini adalah maksudmu untuk
ditarik oleh kerbau ataukah mengharapkan
angin yang ankan menarikkapalmu ke
laut?"Dan lain-lain kata ejekan yang diterima
oleh Nabi Nuh dengan sikap dingin dan
tersenyum seraya menjawab:"Baiklah tunggu saja saatnya nanti, jika kamu sekrg
mengejek dan mengolok-olok kami maka
akan tibalah masanya kelak bg kami untuk
mengejek kamu dan akan kamu ketahui
kelak untuk apa kapal yang kami siapkan
ini.Tunggulah saatnya azab dan hukuman Allah menimpa atas diri kamu." Setelah selesai pekerjaanpembuatan kapal
yang merupakan alat pengangkutan laut
pertama di dunia, Nabi Nuhmenerima wahyu
dari Allah:"Siap-siaplah engkau dengan
kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat
tanda-tanda drp-Ku makasegeralah angkut bersamamu di dalam kapalmu dan
kerabatmu dan bawalah dua pasang dari
setiap jenis makhluk yangada di atas bumi
dan belayarlah dengan izin-Ku."
Kemudian tercurahlah dari langit dan
memancur dari bumi air yang deras dan dahsyat yang dalam sekelip mata telah
menjadi banjir besar melanda seluruh kota
dan desa menggenangi daratan yang rendah
mahupun yang tinggi sampai mencapai
puncak bukit-bukit sehingga tiada tempat
berlindung dari air bah yang dahsyat itu kecuali kapal Nabi Nuh yang telah terisi
penuh dengan para orang mukmin dan
pasangan makhluk yang diselamatkan oleh
Nabi Nuh atas perintah Allah. Dengan iringan"Bismillah majraha wa
mursaha"belayarlah kapalNabi Nuh dengan
lajunya menyusuri lautan air, menentang
angin yang kadang kala lemah lembut dan
kadang kala ganas dan ribut. Di kanan kiri
kapal terlihatlah orang-orang kafir bergelut melawan gelombang air yang menggunung
berusaha menyelamat diridari cengkaman
maut yang sudah sedia menerkam mereka di
dalam lipatan gelombang-gelombang itu.
Tatkala Nabi Nuh berada diatas geladak
kapal memperhatikan cuaca dan melihat-lihat orang-orang kafir dari kaumnya sedang
bergelimpangan di atas permukaan air, tiba-
tiba terlihatlah olehnya tubuh putera
sulungnya yang bernama"Kan'aan" timbul
tenggelam dipermainkan oleh gelombang
yang tidak menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang sedang menerima
hukuman Allah itu. Pada saat itu, tanpa
disadari, timbullah rasa cinta dan kasih
sayang seorang ayah terhadap putera
kandungnya yang berada dalam keadaan
cemas menghadapi maut ditelan gelombang. Nabi Nuh secara spontan, terdorong oleh
suara hati kecilnya berteriak dengan sekuat
suaranya memanggil puteranya:Wahai
anakku! Datanglah kemaridan gabungkan
dirimu bersama keluargamu. Bertaubatlah
engkau dan berimanlah kepada Allah agar engkau selamat dan terhindar dari bahaya
maut yang engkau menjalani hukuman
Allah." Kan'aan, putera Nabi Nuh, yang
tersesat dan telah terkena racun rayuan
syaitan dan hasutan kaumnya yang sombong
dan keras kepala itu menolak dengan keras ajakan dan panggilan ayahnya yang
menyayanginya dengan kata-kata yang
menentang:"Biarkanlah aku dan pergilah,
jauhilah aku, aku tidak sudi berlindung di
atas geladak kapalmu akuakan dapat
menyelamatkan diriku sendiri dengan berlindung di atas bukit yang tidak akan
dijangkau oleh air bah ini."Nuh menjawab:"Percayalah bahawa tempat
satu-satunya yang dapatmenyelamatkan
engkau ialah bergabung dengan kami di atas
kapal ini. Masa tidak akan ada yang dapat
melepaskan diri dari hukuman Allah yang
telah ditimpakan ini kecuali orang-orang yang memperolehi rahmat dan keampunan-
Nya."
Setelah Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya
tenggelamlah Kan'aan disambar gelombang
yang ganas dan lenyaplah ia dari pandangan
mata ayahnya, tergelincirlah ke bawah lautan air mengikut kawan-kawannya dan
pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka
itu. Nabi Nuh bersedih hatidan berdukacita atas
kematian puteranya dalam keadaan kafir
tidak beriman dan belum mengenal Allah.
Beliau berkeluh-kesah dan berseru kepada
Allah:"Ya Tuhanku, sesungguhnya puteraku
itu adalah darah dagingku dan adalah bahagian dari keluargaku dan sesungguhnya
janji-Mu adalha janji benardan Engkaulah
Maha Hakim yang Maha
Berkuasa."Kepadanya Allah
berfirman:"Wahai Nuh! Sesungguhnya dia
puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, karena ia telah menyimpang dari ajaranmu,
melanggar perintahmu menolak dakwahmu
dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir
drp kaummu.Coretlah namanya dari daftar
keluargamu.Hanya mereka yang telah
menerima dakwahmu mengikuti jalanmu dan beriman kepada-Ku dpt engkau masukkan
dan golongkan ke dalam barisan keluargamu
yang telah Aku janjikan perlindungannya
danterjamin keselamatanjiwanya.Adapun
orang-orang yang mengingkari risalah mu,
mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawanafsunya dan tuntutan Iblis,
pastilah mereka akan binasa menjalani
hukuman yang telah Aku tentukan walau
mereka berada dipuncak gunung. Maka
janganlah engkau sesekali menanyakan
tentang sesuatu yang engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai
tergolong ke dalam golongan orang-orang
yang bodoh." Nabi Nuh sedar segera setelah menerima
teguran dari Allah bahwa cinta kasih
sayangnya kepada anaknya telah
menjadikan ia lupa akan janji dan ancaman
Allah terhadap orang-orang kafir termasuk
puteranya sendiri. Ia sedar bahawa ia tersesat pd saat ia memanggil puteranya
untuk menyelamatkannya dari bencana
banjir yang didorong oleh perasaan naluri
darah yang menghubungkannya dengan
puteranya padahal sepatutnya cinta dan taat
kepada Allah harus mendahului cinta kepada keluarga dan harta-benda. Ia sangat
sesalkan kelalaian dan kealpaannya itu dan
menghadap kepada Allah memohon ampun
dan maghfirahnya dengan berseru:"Ya
Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari
godaan syaitan yang terlaknat, ampunilah kelalaian dan kealpaanku sehingga aku
menanyakan sesuatu yang aku tidak
mengetahuinya. Ya Tuhanku bila Engkau
tidak memberi ampun dan maghfirah serta
menurunkan rahmat bagiku, nescaya aku
menjadi orang yang rugi." Setelah air bah itu mencapai puncak
keganasannya dan habis binasalah kaum Nuh
yang kafir dan zalim sesuai dengan
kehendak dan hukum Allah, surutlah lautan
air diserap bumi kemudianbertambatlah
kapal Nuh di atas bukit " Judie " dengan iringan perintah Allah kepada Nabi
Nuh:"Turunlah wahai Nuh ke darat engkau
dan para mukmin yang menyertaimu dengan
selamat dilimpahi barakah dan inayah dari
sisi-Ku bagimu dan bagi umat yang
menyertaimu." Kisah NabiNuh Dalam Al-Quran Al-Quran menceritakan kisah Nabi Nuh dalam
43 ayat dari 28 surah di antaranya surah Nuh
dari ayat 1 sehinga 28, juga dalam surah
"Hud" ayat 27 sehingga 48 yang mengisahkan
dialog Nabi Nuh dengan kaumnya dan
perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yang menimpa di atas mereka. Pelajaran Dari Kisah Nabi Nuh A.S. Bahwasanya hubungan antara manusia yang
terjalin karena ikatan persamaan
kepercayaan atau penamaan aqidah dan
pendirian adalah lebih erat dan lebih
berkesan drp hubungan yang terjalin karena
ikatan darah atau kelahiran. Kan'aan yang walaupun ia adalah anak kandung Nabi Nuh,
oleh Allah s.w.t. dikeluarkan dari bilangan
keluarga ayahnya karena ia menganut
kepercayaan dan agama berlainan dengan
apa yang dianut dan didakwahkan oleh
ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak yang memusuhi dan menentangnya. Maka dalam pengertian inilah dapat difahami
firman Allah dalam Al-Quran yang
bermaksud:"Sesungguhnya para mukmin itu
adalah bersaudara." Demikian pula hadis
Rasulullah s.a.w.yang bermaksud:"Tidaklah
sempurna iman seseorangkecuali jika ia menyintai saudaranya yang beriman
sebagaimana ia menyintai dirinya
sendiri."Juga peribahasa yang
berbunyi:"Adakalanya engkau memperolehi
seorang saudara yang tidak dilahirkan oleh
ibumu.